POTENSI BESAR TAMBAK UDANG DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Ningsih Djumahu

Parigi Moutong di Sulawesi Tengah boleh jadi adalah kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Indonesia dengan akses langsung ke Teluk Tomini. Potensi tambak udang pun menjadi sangat besar.

Parigi Moutong di Sulawesi Tengah boleh jadi adalah kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Indonesia. Kalau tak percaya, susuri saja Jalan Trans-Sulawesi dari Desa Maleali di perbatasan antara Parigi Moutong dan Poso sampai Desa Sejoli di perbatasan antara Sulteng dan Gorontalo.

Penelusuran di Google Maps, dua titik itu dipisahkan ruas jalan sepanjang 380 kilometer yang membentang di sisi barat Teluk Tomini. Namun, jika kelokan garis pantai di sepanjang jalan diukur, panjangnya mencapai 472 kilometer atau hampir setara jarak Jakarta-Surakarta. Sebagai perbandingan, jarak antara Kota Manado dan Kota Gorontalo, yang dipisahkan enam kabupaten, hanya 402 km.

Dengan akses ke laut di sepanjang ”leher” Pulau Sulawesi, Parigi Moutong punya potensi akuakultur yang masif, utamanya tambak udang vaname. ”Potensi hasil usahanya menjanjikan. Kalau maksimal, luar biasa, bisa (panen) sampai puluhan ton per hektar,” kata Mohammad Sakti, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten itu, Kamis (22/6/2023).

Usaha tambak udang di Parigi Moutong terbagi menjadi dua kategori, yaitu tradisional dan intensif. Keduanya berbeda secara mendasar dalam penggunaan perangkat elektronika. Tambak intensif menggunakan alat-alat seperti pompa dan kincir air serta pipa distributor oksigen ke kolam-kolam budidaya udang. Sementara tambak tradisional minim teknologi.

Ada kurang lebih 6.100 keluarga yang mengelola tambak udang di lahan seluas 5.089 hektar. Jika dikelola dengan baik, menurut Sakti, produksinya bisa mencapai 10.178 ton setiap tahun, tetapi pada 2022 produksinya baru mencapai 2.906,36 ton. Artinya, ada 571,1 kilogram udang yang dihasilkan dari tiap hektar tambak.

”Tetapi, saat ini petambak tradisional hasilnya juga sudah lumayan baik. Mereka menggunakan udang yang F1 (anakan generasi pertama). Artinya, walau (pengelolaannya) masih tradisional perlakuannya, bibit yang digunakan berkualitas sehingga daya hidup dan pertumbuhan udang cukup bagus,” ujar Sakti.

Seiring dengan itu, lanjutnya, semakin banyak warga Parigi Moutong di sepanjang pesisir Teluk Tomini yang kembali menggarap tambaknya. Diharapkan, 6.100 keluarga petambak bisa memaksimalkan lahan yang mereka tempati, yaitu seluas 10.580 hektar dengan potensi produksi 21.160 ton per tahun, atau dua kali dari potensi saat ini.

Pada tahun 2023, jumlah benih udang vannamei
yang masuk ke Sulawesi Tengah (Sulteng) sangat besar,
mencapai 90 juta ekor. Dengan bandara Mutiara Sis Aljufri Palu
(MSA) sebagai pintu masuk utama, pertumbuhan budidaya
dang vannamei semakin menunjukkan potensi bear di
Sulteng.

Udang Vannamei sangat populer di kalangan petani tambak
karena produksinya yang cepat dan ketahanannya terhadap
penyakit. Namun, lonjakan jumlah benih dang ini membawa
tantangan bar terkait pengawasan dan keamanan.

Pejabat Karantina Sulawesi Tengah, Fardi, mengungkapkan
bahwa 3 juta ekor benur udang vannamei dari Makassar,
Sulawesi Selatan, telah diperiksa di gudang kargo bandara
MSA,
Baca berita terbaru dan info menarik lainnya di www.likein.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kirim Pesan
Admin DPMPTSP Kabupaten Parigi Moutong
Selamat Datang... Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Parigi Moutong